hai-hai......
welcome to my blog...
thanks for visiting my blog....

Rabu, 28 September 2011

SOAL: KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI

SOAL: KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar morfologi makroskopisnya?
Dapat dilakukan dengan uji fenorine Secara Makroskopis (tanpa mikroskop)
& Karakteristik Biakan Pada
h Media Bergeys: Kaldu agar miring, Kaldu lempeng Agar, Kaldu nutrisi dan Nutrisi gelatin  (Klasifikasi Cara lama)
h Media selektif (media yg hanya mampu menumbuhkan gol mikroba tertentu) dan Media differensial (yg untuk mikroba tertentu menghasilkan karakter pertumbuhan tertentu pula)
h Bentuk koloni, permukaan koloni, tepian koloni
& Aktivitas biokimia oleh
h Eksoenzim
h Endoenzim
h Enzim pendegradasi antibiotik
       Pengujian secara biokimia ini dapat dilakukan serentak dengan suatu alat/Kit (Misalnya Enterotube Multitest system dan analytical Profile index system), lalu data nya dianalisis dengan bantuan computer untuk interpretasinya
& Secara epidemiologi
h Fagovar: jenis virus apa yang mampu menginfeksinya/ melisisnya
h Serovar:  jenis antibody apa yang sesuai dengannya (secara imunologi)

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar morfologi mikroskopisnya?
Dengan uji fenorine Secara Mikroskopis (dengan mikroskop)
Bentuk, ukuran, cara pergerakan, cara pembelahan dlsb. Bentuk koloni, permukaan koloni, tepian koloni
Hasil pewarnaan
@     Untuk pengelompokan bakteri (pewarnaan Gram dan ‘acid fast’)
@     Untuk melihat struktur bakteri (flagella, kapsul, spora atau nucleus)

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan eksoenzimnya?
Mengidentifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan eksoenzimnya dapat dilakukan melalui empat cara yaitu:
a.       Hidrolisis pati
b.      Hidrolisis lemak
c.       Hidrolisis kasein
d.      Hidrolisis gelatin

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan endoenzimnya?
     Mengidentifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan eksoenzimnya dapat dilakukan melalui cara-cara berikut:
1.      Fermentasi karbohidrat
2.      Reaksi susu litmus
3.      Produksi hydrogen sulfide
4.      Reduksi nitrat
5.      Reaksi catalase
6.     
Uji khusus untuk memisahkan bakteri enterik
 
Uji urease                                indole                  
7.      Uji oxidase                              methyl red                                 
8.      Uji IMViC                              voges-proskauer
Penggunaan citrat


 

9.      Uji triple sugar iron

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar analisis DNAnya?
Dengan uji Genotipe (=>Taksonomi Genetik)
T  Plasmid fingerprinting (sidik jari plasmid)
T  Homologi dengan teknik hidridisasi
T  Homologi dengan teknik sekuensing/ pengurutan gen 16S rRNA (prokariot) dan 18S rRNA (eukariot)
            Cara sekuensing merupakan cara identifikasi dan klasifikasi yang baru dengan memanfaatkan Bioinformatika.

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar uji serologisnya?
Uji Serologi merupakan uji reaksi antara antigen dengan antibodi yang akan menimbulkan aglutinasi. Uji serologi menggunakan antiserum spesifik sehingga sensitifitas atau ketepatan uji serologi relatif tinggi. - Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) merupakan uji makroskopik yang memiliki nilai diagnosa yang tinggi karena pemeriksaan tersebut dapat memangkas isolasi bakteri yang akan memakan waktu sampai 8 minggu.
Cara pengambilan spesimen harus di perhatikan, contohnya dalam pengambilan sampel darah bukan hanya harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari kontaminasi, namun juga harus diperhatikan waktu pengambilannya, karena infeksi bakteri memiliki siklus tertentu. Hati-hati dengan hasil false positive dan false negative. False positif maksudnya dalam sampel seharusnya tidak ditemukan bakteri namun dalam pelaporan / pengerjaan ditemukan bakteri. Hal ini bisa terjadi bila dalam pengerjaan terjadi kontaminasi. False negatif maksudnya dalam sampel seharusnya terdapat bakteri namun dalam pengerjaan / pelaporan tidak ditemukan bakteri. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penggunaan ose

  1. Bagaimana cara klasifikasi bakteri atas dasar taksonomi numerisnya?
Taksonomi numeris membutuhkan informasi mengenai ciri-ciri yang tidak berkaitan. Setiap ciri diberi bobot yang sama dalam membentuk taksa. Kesamaan menyeluruh didasarkan pada proporsi ciri-ciri yang dimiliki bersama. Taksonomi numeris memiliki dua keuntungan. Pertama, tingkat objektivitas lebih tinggi. Kedua, hasil penemuannya dapat diulang-ulang sehingga taksonomiwan lain dapat memperoleh hasil yang sama bila mengikuti prosedur dan data yang sama.
Taksonomi numeris mendeskripsikan persamaan, kemiripan, dan perbedaan karakteristik bakteri. Jaccard similarity coefficient (SJ) menyatakan sifat-sifat yang positif saja, sementara Simple matching coefficient (SSM) menyatakan sifat-sifat yang positif dan negatif. Kedua koefisien tersebut menggambarkan persentase sifat-sifat yang sama antarorganisme.



  1. Bagaimana cara klasifikasi bakteri atas dasar taksonomi genetik dengan teknik hibridisasi?
DNA bakteri dari dua sumber (A dan B) diisolasi secara genetic
c Kedua rantai DNA dipisahkan dengan cara peleburan
c Setengah dari rantai DNA sumber A digabung dengan DNA sumber B
c Dilihat tingkat kemiripannya dengan DNA rantai induk (sumber A), semakin mirip dan banyak persamaannya, semakin dekat hubungan kekerabatan kedua bakteri tersebut:
ù  Jika gabungannya persis sama dengan rantai induk, maka kedua bakteri tersebut identik
ù  Jika gabungannya memiliki sedikit persamaan, kedua bakteri dikatakan berkerabat
ù  Jika gabungannya tidak memiliki persamaan, kedua bakteri memiliki kekerabatan yang berbeda jauh

  1. Bagaimana cara klasifikasi bakteri atas dasar taksonomi genetik dengan teknik sekuensing DNAnya?
Metode klasifikasi yang paling cermat adalah keterkaitan sifat genetika antar organisme. Metode ini paling obyektif dan didasarkan pada DNA. Pada tahun 1960, cabang ilmu yang disebut biologi molekuler menggunakan teknik untuk melihat kesamaan DNA antar organisme. Pada mulanya kesamaan yang dibadingkan hanyalah % mol G + C saja. Organisme yang berkaitan erat memiliki % G +C yang sama, sebaliknya organisme yang jauh berbeda memiliki nilai % G + C yang berbeda pula.
Namun demikian, organisme yang tidak berkaitan mungkin saja memiliki % G+C yang sama. Oleh karena itu dicari metode perbandingan yang lebih cermat dengan cara membandingkan urutan dari nukleotida. Urutan nukleotida inilah yang merupakan ciri dasar suatu organisme. Metode yang sering digunakan untuk melihat keterkaitan genetik adalah :
h Homologi DNA
DNA dipanaskan sehingga terurai menjari untaian tunggal. Untaian tunggal ini kemudian dicampur dengan organisme lainnya dan didinginkan kembali. Bila dua organisme ini berkaitan erat maka akan terbentuk Heterodupleks. Ini berarti untaian dari satu organisme akan berpasangan dengan untaian dari organisme lainnya. Bila tidak ada keterkaitan tidak akan terlihat heterodupleks. Metode ini paling berguna dalam tingkat klasifikasi species.

h Homologi RNA ribosom dan ribosomal RNA oligonukleotida
Dua organisme dapat saja tidak erat kaitannya, tetapi masih memperlihatkan homologi DNA. rRNA yang disandi oleh sebagian DNA yang disebut sebagai RNA sistron. Pada bakteri ternyata rRNA cistron ini “highlyy conserved” lestari. Ini berarti bahwa selama evolusi cistron ini memperlihatkan perubahan yang lebih sedikit di badingkan dengan bagian DNA yang lain

  1. Apa Beda Prinsip antara Cara Pengelompokan Bakteri Menurut Bergeys Manual dan Menurut cara pengelompokan yang baru? Bagaimana hasil pengelompokan masing-masing cara di atas
Bergeys Manual
Cara Baru
Bedasarkan uji fenotip (sifat yang nampak dari luar yang dapat teramati)
Berdasarkan uji genotip (pengujian terhadap DNA bakteri)
Menggunakan media-media penumbuh bakteri, seperti agar miring, kaldu nutrisi,dll, serta menggunakan mikroskop untuk mengamati morfologi bakteri
Menggunakan cara-cara tertentu untuk uji DNA, misalnya dengan cara plasmid finger printing, teknik hibridisasi, teknik Squencing
Didasarkan kemampuan tumbuh pada media tertentu ataupun morfologinya, seperti bentuk koloni, bentuk tepian, permukaan, ukuran, pergerakan, dsb
Didasarkan pada persamaan-perbedaan susunan DNA dalam kromosomnya
Pengamatan membutuhkan waktu lebih lama karena dilakukan manual
Pengamatan membutuhkan waktu lebih singkat karena menggunakan alat tertentu

  1. Bedakan Keempat Kelompok Bakteri menurut Bergeys atas dasar Komponen dinding selnya?

Gram positif
Gram negatif
Mikoplasma dan beberapa archaea
Sebagian besar archaea
Dinding sel
Murein tebal
Murein tipis
Tidak ada
Komposisi bervariasi
Membran luar
Tidak ada
ada
Tidak ada
Tidak ada

12.  Bedakan Keempat Kelompok Bakteri menurut Bergeys atas dasar cara reproduksinya?


13.  Bedakan Keempat Kelompok Bakteri menurut Bergeys atas dasar bentuk selnya?
a.      Kokus
Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus muncul dalam beberapa penataan yang khas bergantung pada spesiesya dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
§      Mikrococcus, jika kecil dan tunggal (single)
§      Diplococcus, jka bergandengan dua-dua
§      Pneumococcus, diplococcuss yang berbentuk lanset, gonococcus adalah diplokokus yang berbentuk biji kopi.
§      Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
§      Sarcina, jika bergerombol delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk kubus
§      Staphylococcus, jika bergerombol tak teratur seperti untaian buah anggur
§      Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
b.       Basilus
Sel bakteri berbentuk silindris atau seperti batang dengan panjang bervariasi dari 2-10 kali diameter kuman tersebut dinamakan basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu dengan yang lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai.
Bakteri ini mempunyai variasi sebagai berikut:
§      Cocobacillus, batang yang sangat pendek menyerupai kokus
§      Fusiformis, dengan kedua ujung batang meruncing
§      Streptobacillus, sel-sel bergandengan membentuk suatu filamen
c.       Spiral
Bakteri berbentuk spiral, atau spirilum, terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling melekat. Spiril adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
§      Spirilum, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel dan dapat bergerak dengan flagel
§      Spirochaeta, berbentuk spiral halus, elastik, dan fleksibel, dapat bergerak dengan aksial filament.
d.      Vibrio, berbentuk batang bengkok atau seperti koma.

contoh pembelajaran dengan METODE INKUIRI TERBIMBING

TUGAS STRATEGI BELAJAR MENGAJAR KIMIA
PEMBELAJARAN SIFAT KOLIGATIF LARUTAN (PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN) MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING



Oleh:
Kelompok 7 / off. B
                                 Rizky Arnadi Juan S.    (109331422643)
                                 Swit Ivinten Gimiarci   (109331422644)
                                 Indah Krisnawati          (109331422646)










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
September 2011
A.    Alasan memilih materi “Sifat Koligatif Larutan (Penurunan Titik Beku Larutan)” untuk dibelajarkan dengan metode inkuiri
1.      Materi “Sifat Koligatif Larutan (Penurunan Titik Beku Larutan)” mengandung konsep yang sederhana.
2.      Materi “Sifat Koligatif Larutan (Penurunan Titik Beku Larutan)” ini dapat dieksperimenkan dengan peralatan yang sederhana misalnya gelas beaker, tabung reaksi dan termometer.
3.      Langkah-langkah pada eksperimen penurunan titik beku larutan ini cukup sederhana.
4.      Eksperimen ini dapat menarik perhatian siswa dan memancing siswa untuk berfikir kreatif.

B.     Langkah-langkah Pembelajaran
Pembukaan:
Ø  Membuka pelajaran
Ø  Bertanya kepada siswa tentang:
a.       Pengertian larutan, pelarut, zat terlarut dan titik beku.
b.      Contoh larutan
Ø  Mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan kehidupan sehari-hari dengan memberikan pertanyaan:
a.       Jika kita memasukkan satu plastik air sirup dan satu plastik air minum ke dalam freezer, manakah yang akan membeku terlebih dahulu?
Ø  Menarik perhatian dan memotifasi siswa untuk belajar

Kegiatan inti:
Fase 1: Pemberian Masalah
ü  Membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS), kemudian mengajukan pertanyaan “ Pada temperatur berapakah :
a)      5 ml air suling (aquades) membeku?
b)      5 ml larutan garam (NaCl) membeku?
c)      5 ml larutan sirup membeku?
d)     Manakah yang akan membeku terlebih dahulu?”
Fase 2: Membuat Hipotesis
Siswa membuat hipotesis terhadap masalah yang diberikan dan menuliskannya pada LKS yang diberikan.
Fase 3: Percobaan
v  Siswa melakukan pengujian terhadap hipotesis yang mereka ajukan dengan melakukan percobaan “Sifat Koligatif Larutan (Penurunan Titik Beku Larutan)”
v  Siswa melakukan pengamatan dan mencatat dengan cermat dan teliti hasil observasi percobaan mereka.
Fase 4: Mengevaluasi Hipotesis
-          Siswa  menganalisis data hasil percobaan, membuat pembahasan atas hasil yang mereka peroleh dengan membandingkan pada literatur yang ada untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang mereka buat, dan menjawab pertanyaan yang ada di LKS.
-          Meminta siswa untuk melaporkan hasil percobaan mereka dengan mempresentasikannya (pada kegiatan ini dibuka forum tanya jawab terhadap hasil percobaan), kemudian diskusi diarahkan oleh guru agar siswa mendapatkan konsep-konsep berikut:
a.)     Larutan adalah suatu campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
b.)    Pelarut adalah komponen utama suatu larutan yang berwujud cairan.
c.)    Zat terlarut adalah komponen lain yang dapat berbentuk gas, cairan ataupun zat padat yang terlarut kedalam komponen utama.
d.)   Titik beku adalah temperatur pada saat zat padat dan cair suatu zat berada dalam kesetimbangan ( suhu saat suatu zat mulai membeku).
Penutup
Fase 5: Membuat Keputusan
Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran.
Meminta siswa untuk menyusun laporan tertulis sebagai tugas.



C.     Skenario Pembelajaran:
Kegiatan Pembukaan
G:  selamat siang anak-anak!
      Bagaimana kabar kalian hari ini? Harus tetap semangat ya….
      Ehm…  biar tambah semangat kita bahas minuman saja y…. Siapa yang suka minum air sirup??
S:  saya, Bu…
G:  Air sirup rasa apa yang kalian suka?
Sa: melon dan jeruk
Sb dan Sc: strawberry…
G: Banyak yang suka minum air sirup strawberry ya… kalau begitu pasti kalian semua tahu, bagaimana cara membuat air sirup? Ada yang mau menceritakan bagaimana cara membuat air sirup?
Sd: saya, Bu…
G: ya… yang angkat tangan dibelakang itu, tolong ceritakan pada teman-temannya bagaimana membuat air sirup?
Sd: 3 sendok sirup dimasukkan ke gelas kemudian ditambah air dan diaduk sampai tercampur semua
G: ya, benar sekali jawaban teman kalian tadi.
      Sesudah sirup dan air diaduk apakah kalian dapat membedakan, mana yang sirup dan mana yang airnya seperti sebelum kalian mencampurnya tadi?
S:  tidak tahu, Bu… kan sudah bercampur…
G:  berarti, apakah saya boleh menyebutnya larutan sirup? Pengertian larutan itu apa sih?
Sz: campuran air dan sirup, Bu…
G:  ada pendapat yang lain?
St: campuran dua zat yang tidak bisa dibedakan lagi..
G:  ya..., bagus,.. Terus, komponen larutan itu apa saja??
S:  (diam)
G:  larutan itu tersusun dari apa saja?
Sa:  air dan zat yang dilarutkan, Bu…
G:  nah, air itu berfungsi sebagai apa?
Sb:  pelarut, Bu..
G: kalau saya punya plastik A yang berisi air sirup dan plastik B yang berisi air minum, kemudian keduanya saya masukkan ke dalam freezer, mana yang akan membeku dulu ataukah keduanya membeku pada saat bersamaan??
Se: air minum, Bu…
Si: air sirup, Bu…
Sg dan Sk: bareng, Bu… kan kompakan
G: ow… gitu ya… jawaban kalian sangat beragam
      Untuk membuktikan jawaban mana yang benar mari kita lakukan praktikum.

Kegiatan Inti
Fase 1: Perumusan Masalah
G: coba kalian perhatikan! ( guru menunjukkan 3 tabung reaksi yang masing-masing berisi 5ml air suling, 5 ml larutan garam, dan 5 ml larutan sirup) sambil bertanya: pada temperatur berapakah :
a.          5 ml air suling (aquades) membeku?
b.         5 ml larutan garam (NaCl) membeku?
c.          5 ml larutan sirup membeku?
d.         Manakah yang akan membeku terlebih dahulu?

Fase 2: Membuat Hipotesis
G: tuliskan hipotesis kalian pada LKS yang ibu berikan !
Sl: hipotesis itu apa, Bu…?
G: ada yang sudah tahu apa itu hipotesis?
Sj: hipotesis itu dugaan sementara Bu…
G: ya jawaban yang bagus.., ayo sekarang ditulis hipotesisnya.
S: (menulis hipotesisnya )


Fase 3: Eksperimen
G: ya sudah mari kita mulai eksperimennya, ayo semua berkumpul dengan masing-masing kelompoknya. Prosedur percobaannya silakan dibaca, kalau ada yang tidak dimengerti silakan ditanyakan. Kalau sudah tidak ada yang ditanyakan, mari kita mulai praktikumnya.

Fase 4: Mengevaluasi Hipotesis
G: semua kelompok sudah selesai praktikumnya? Datanya dianalisis ya…cara menganalisisnya dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan di dalam LKS itu… pertanyaan-pertanyaan itu nanti bisa membimbing kalian mengevaluasi hipotesis kalian tadi.. untuk tambahan materi, kalian juga boleh membaca literatur lain yang relevan… didiskusikan masing-masing kelompok ya… saya beri waktu10 menit untuk diskusi dengan kelompoknya masing-masing…
S: (siswa menganalisis data percobaan yang mereka peroleh)
( sepuluh menit kemudian)
G: sekarang silakan dipresentasikan hasil laporan percobaan yang sudah kalian lakukan. Setelah perwakilan salah satu kelompok mempresentasikan, siswa lain boleh menanggapi, jika ada pendapat yang berbeda atau ada tanggapan. Ada yang mau mempresentasikan hasil percobaaannya?
Sg: ( angkat tangan, guru mempersilakan)(pada sesi presentasi ini, guru berperan sebagai moderator)
G: ok.. presentasi yang bagus sekali.. ada yang punya pendapat lain?
(siswa yang memiliki jawaban yang berbeda mengajukan pendapat)
(guru memberikan bimbingan ketika terjadi perbedaan pendapat)
G:  Ada yang ingin bertanya?
Sx: kenapa ketika mendinginkan air, larutan gula dan larutan garam digunakan campuran es batu dan garam sebagai pendingin?
G: pertanyaan yang bagus, ada yang bisa menjawab ?
Sr: karena ketika es batu ditambah garam, maka suhu es tersebut akan turun di bawah 0o C (pada STP). sehingga jika diberi air yang memiliki titik beku 0o C (pada STP) maka air tersebut akan membeku karena suhunya melewati di bawah titik bekunya.
G: ada pertanyaan lagi?
S: (diam)

Kegiatan Penutup
Fase 5: Membuat Kesimpulan
G: baiklah karena diskusi kita sudah selesai, mari kita simpulkan hasil praktikum hari ini.
Kesimpulan apa yang bisa kalian ambil?
Sa: larutan adalah suatu campuran homogen dari molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Sv: Pelarut adalah komponen utama suatu larutan yang berwujud cairan.
Sw: Zat terlarut adalah komponen lain yang dapat berbentuk gas, cairan ataupun zat padat yang terlarut kedalam komponen utama.
Ss: Titik beku adalah temperatur pada saat zat padat dan cair suatu zat berada dalam kesetimbangan ( suhu saat suatu zat mulai membeku).
Sg: titik beku larutan lebih rendah dari titik beku pelarut murninya.
G: kesimpulan yang bagus sekali.. tapi, apa yang menyebabkan titik beku larutan lebih rendah daripada titik beku pelarutnya?
Sr: karena partikel-partikel dari zat terlarut akan menghalangi pergerakan molekul-molekul pelarut, sehingga untuk lebih mendekatkan jarak antarmolekul diperlukan suhu yang lebih rendah.
G: jawaban yang bagus sekali.. Baik, tolong dicatat di buku masing-masing  hasil pembelajaran kita hari ini agar bias dipelajari lagi bila nanti lupa. Ok, hari ini cukup sekian. Tetap semangat!  And Have a nice day!
S: have a nice day too, mom….





Daftar Pustaka
Murtinah Iskandar, Srini. 2010. Strategi Pembelajaran Konstrukvistik Dalam Kimia.Malang: UM press.
Purba, Michael. 2004. Kimia untuk SMA kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sudarmo, Unggul. 2006. Kimia Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Sulistina, Oktavia. 2010. Pengembangan Pembelajaran  Kimia Dengan Model Inkuiri Terbimbing. Malang: UM press.