hai-hai......
welcome to my blog...
thanks for visiting my blog....

Minggu, 27 November 2011

THE CHEMISTRY OF BAKING POWDER

THE CHEMISTRY OF BAKING POWDER

Many food products such as bread, sponge cakes and buns have a honeycomb structure which contains many bubbles. During cooking these bubbles are formed by a gas, and the mixture ‘rises’. In some cases the gas is air which is whipped into the mixture before cooking and which expands during cooking. In other cases the gas is carbon dioxide. This can be formed either from the fermentation of sugar aided by yeast (as in making bread) or by chemicals that react to form carbon dioxide.
The most common chemical used for this purpose is sodium hydrogencarbonate, NaHCO3 (more commonly called sodium bicarbonate, bicarbonate of soda or just ‘bicarb’). This can form carbon dioxide in two ways:

h    On heating

2 NaHCO3 (s) → Na2CO3 (s) + CO2 (g) + H2O (l)

h    On reacting with an acid, such as hydrochloric acid (HCl)

NaHCO3 (s) + HCl (aq) → NaCl (aq) + CO2 (g) + H2O (l)

Cooks do not use a strong acid such as hydrochloric acid; they use instead a weak acid such as potassium hydrogentartrate (potassium hydrogen-2,3-dihydroxybutanedioate or potassium hydrogen-2,3-dihydroxysuccinate), also called cream of tartar. The formula of this acid is:

The gaseous product of the reaction is the same as with hydrochloric acid - carbon dioxide- but it is produced much more slowly. Potassium hydrogentartrate is a solid and this means that it is possible to mix it with the sodium hydrogencarbonate without the two reacting – they only react in the presence of water. This dry mixture is the basis of baking powder. The reaction is:
untitled.gif
One problem with the use of potassium hydrogentartrate is that it is very soluble in water. So as soon as it becomes wet ( when milk is added in a cake recipe, for example ) it dissolves and reacts. This risks all the gas escaping while the cake mix is still liquid and before it goes in the oven. Most baking powders nowadays are so-called ‘double acting’. This means that, along with the sodium hydrogencarbonate, they use a mixture of potassium hydrogentartrate and calcium dihydrogendiphosphate (CaH2P2O6), which is also a solid acid. The potassium hydrogentartrate dissolves and reacts almost immediately (which make the dish ‘rise’ on mixing) while the calcium dihydrogendiphosphate is slower to dissolve and will not react until the mixture is in the oven and the gas bubbles are trapped by the cake as it bakes.
NOTE: Both calcium dihydrogendiphosphate and potassium hydrogentartrate are acidic salts. The hydrogen atoms marked in red in the formula of calcium dihydrogendiphosphate below are acidic. That is, the salt can dissociate, losing the red hydrogen atoms as H+ ions.

Source: article from the book of Kitchen Chemistry, written by Ted Lister and Heston Blumenthal, published by Royal Society of Chemistry, London in 2005.

Jumat, 07 Oktober 2011

TEKNIK-TEKNIK PEMISAHAN ENDAPAN


TUGAS MATA KULIAH PEMISAHAN KIMIA

TEKNIK-TEKNIK PEMISAHAN ENDAPAN


Oleh:
INDAH KRISNAWATI
(109331422646)
Off B










UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN KIMIA
September 2011
A.    PengertianPemisahan
Pemisahan memilikili lima pengertian. Yaitu:
h Mengambil zat-zat yang dikehendaki
h Menghilangkan zat yang mengganggu dari zat yang diperlukan untuk kepentingan analisis
h Pemurnian zat yang dikehendaki
h Isolasizat yang dikehendaki dari suatu bahan
h Memisahkan zat dari komponen-komponennya untuk keperluan analisa total

B.     Teknik-teknik Pemisahan Endapan
1.      Penyaringan (Filtrasi)
Filtrasi adalah operasi dimana campuran yang heterogen antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang meloloskan fluida tetapi menahan partikel-partikel padatan.
Hal yang paling utama dalam filtrasi adalah mengalirkan fluida melalui media berpori.
Filtrasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
d Pemisahan kertas saring tanpa tekanan (sangat cocok untuk campuran heterogen dimana jumlah cairannya lebih besar dibandingkan partikel zat padatnya)
Cara: Kertas saring kita potong melingkar jika masih bentuk lembaran empat persegi panjang atau persegi, jika telah berbentuk lingkaran lipat dua, sebanyak tiga atau empat kali. Selanjutnya buka dan letakkan dalam corong pisah sehingga tepat melekat dengan corong pisah. Tuangkan campuran heterogen yang akan dipisahkan, sedikit demi sedikit, kira-kira banyaknya campuran tersebut adalah sepertiga dari tinggi kertas. Lakukan berulang-ulang, sehingga kita dapat memisahkan partikel padat dengan cairannya.
d pemisahan dengan pompa vakum (sangat cocok dilakukan, jika jumlah partikel padatnya lebih besar dibandingkan dengan cairannya).

2.      Sedimentasi
Sedimentasi merupakan pemisahan padatan dari suatu suspense dengan cara mendiamkan. Pemisahan ini berdasarkan perbedaan berat partikel dalam suspensi. Cara paling mudah adalah dengan membiarkan padatan mengendap dengan sendirinya karena pengaruh gravitasi. Setelah pengendapan dirasa sempurna, air yang jernih dapat dipisahkan dari endapan yang tersuspensi di dasar bak pelarut. Kecepatan pengendapan dapat dipengeruhi oleh berat jenis, viskositas serta bentuk dan ukuran partikel. Contoh pemisahan lumpur dari air sungai pada proses pengolahan air.

3.      Sentrifugasi
Metode yang digunakan dalam untuk mempercepat proses pengendapan dengan memberikan gaya sentrifugasi pada partikel-partikelnya. Pemisahan sentrifugal menggunakan prinsip dimana objek diputar secara horizontal pada jarak tertentu. Apabila objek berotasi di dalam tabung atau silinder yang berisi campuran cairan dan partikel, maka campuran tersebut dapat bergerak menuju pusat rotasi, namun hal tersebut tidak terjadi karena adanya gaya yang berlawanan yang menuju kearah dinding luar silinder atau tabung, gaya tersebut adalah gaya sentrifugasi. Gaya inilah yang menyebabkan partikel-partikel menuju dinding tabung dan terakumulasi membentuk endapan.

4.      Kristalisasi
Pemisahan dengan teknik kristalisasi didasari atas pelepasan pelarut dari zat terlarutnya dalam sebuah campuran homogen atau larutan, sehingga terbentuk kristal dari zat terlarutnya. Proses ini adalah salah satu teknik pemisahan padat-cair yang sangat penting dalam industri, karena dapat menghasilkan kemurnian produk hingga 100%. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai.
Cara mencapaikondisi lewat jenuh:
Ø Pendinginan
Yaitu mendinginkan larutan yang akan dikristalkan sampai keadaan lewat jenuh dimana konsentrasi larutan lebih besar dari konsentrasi larutan jenuh pada suhu tersebut.
Ø Penguapan Solvent
Larutan disiapkan dalam evaporator untuk dipekatkan, lalu dikristalkan dengan pendingin. Cara ini digunakan untuk zat yang mempunyai kurva kelarutan agak dalam.
Ø Evaporasi Adiabatis
Larutan dalam keadaan panas bila dimasukan ke dalam ruang vacum, maka terjadi penguapan dengan sendirinya, sebab tekanan totalnya menjadi lebih rendah dari tekanan uap solvent pada suhu itu. Penguapan dan turunnya suhu disertai kristalisasi.
Ø Penambahan zat lain yang dapat menurunkan kelarutan zat yang akan dikristalisasi, misalnya larutan NaOH ditambah gliserol, maka kelarutan NaOH menjadi turun dan larutan NaOH mudah diendapkan.



Daftar Pustaka

Cahyani, Farida Nur. 2009. Kristalisasi, (online), (http://farida.net78.net/index.php?option=com_content&task=view&id=22&Itemid=27, diakses 28 September 2011.)
Haryanto, Try. 2010. Pemisahan Campuran (online),( http://tryharyantochemistry.110mb.com/Xbab1.5.html, diakses 28 Septaember 2011)
Iskandar, Suhendra. 2011. Pemisahan oleh Pengendapan, (online), (http://suhendraiskandar.blogspot.com/2011/03/pemisahan-oleh-pengendapan.html, diakses 28 September 2011)
LaboratoryAssistant. 2010. Kristalisasi, (online), (http://lab.tekim.undip.ac.id/otk/2010/09/29/kristalisasi/, diakses 28 September 2011)
Rismaka. 2009. Kristalisasi, (online), (http://rismakafiles.wordpress.com/2009/03/18/kristalisasi/, diakses 28 September 2011)
Shari, Dina Meylia. 2010. Pengendapan. (online), (http://www.analitikum.net/mod/forum/discuss.php?d=39&parent=59, diakses 28 September 2011)
Shofyan. 2010. Kristalisasi, (online), (http://forum.um.ac.id/index.php?topic=23764.0, diakses 28 September 2011).



Rabu, 28 September 2011

SOAL: KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI

SOAL: KLASIFIKASI DAN IDENTIFIKASI BAKTERI
  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar morfologi makroskopisnya?
Dapat dilakukan dengan uji fenorine Secara Makroskopis (tanpa mikroskop)
& Karakteristik Biakan Pada
h Media Bergeys: Kaldu agar miring, Kaldu lempeng Agar, Kaldu nutrisi dan Nutrisi gelatin  (Klasifikasi Cara lama)
h Media selektif (media yg hanya mampu menumbuhkan gol mikroba tertentu) dan Media differensial (yg untuk mikroba tertentu menghasilkan karakter pertumbuhan tertentu pula)
h Bentuk koloni, permukaan koloni, tepian koloni
& Aktivitas biokimia oleh
h Eksoenzim
h Endoenzim
h Enzim pendegradasi antibiotik
       Pengujian secara biokimia ini dapat dilakukan serentak dengan suatu alat/Kit (Misalnya Enterotube Multitest system dan analytical Profile index system), lalu data nya dianalisis dengan bantuan computer untuk interpretasinya
& Secara epidemiologi
h Fagovar: jenis virus apa yang mampu menginfeksinya/ melisisnya
h Serovar:  jenis antibody apa yang sesuai dengannya (secara imunologi)

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar morfologi mikroskopisnya?
Dengan uji fenorine Secara Mikroskopis (dengan mikroskop)
Bentuk, ukuran, cara pergerakan, cara pembelahan dlsb. Bentuk koloni, permukaan koloni, tepian koloni
Hasil pewarnaan
@     Untuk pengelompokan bakteri (pewarnaan Gram dan ‘acid fast’)
@     Untuk melihat struktur bakteri (flagella, kapsul, spora atau nucleus)

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan eksoenzimnya?
Mengidentifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan eksoenzimnya dapat dilakukan melalui empat cara yaitu:
a.       Hidrolisis pati
b.      Hidrolisis lemak
c.       Hidrolisis kasein
d.      Hidrolisis gelatin

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan endoenzimnya?
     Mengidentifikasi bakteri atas dasar aktivitas biokimia menggunakan eksoenzimnya dapat dilakukan melalui cara-cara berikut:
1.      Fermentasi karbohidrat
2.      Reaksi susu litmus
3.      Produksi hydrogen sulfide
4.      Reduksi nitrat
5.      Reaksi catalase
6.     
Uji khusus untuk memisahkan bakteri enterik
 
Uji urease                                indole                  
7.      Uji oxidase                              methyl red                                 
8.      Uji IMViC                              voges-proskauer
Penggunaan citrat


 

9.      Uji triple sugar iron

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar analisis DNAnya?
Dengan uji Genotipe (=>Taksonomi Genetik)
T  Plasmid fingerprinting (sidik jari plasmid)
T  Homologi dengan teknik hidridisasi
T  Homologi dengan teknik sekuensing/ pengurutan gen 16S rRNA (prokariot) dan 18S rRNA (eukariot)
            Cara sekuensing merupakan cara identifikasi dan klasifikasi yang baru dengan memanfaatkan Bioinformatika.

  1. Bagaimana cara identifikasi bakteri atas dasar uji serologisnya?
Uji Serologi merupakan uji reaksi antara antigen dengan antibodi yang akan menimbulkan aglutinasi. Uji serologi menggunakan antiserum spesifik sehingga sensitifitas atau ketepatan uji serologi relatif tinggi. - Pewarnaan Basil Tahan Asam (BTA) merupakan uji makroskopik yang memiliki nilai diagnosa yang tinggi karena pemeriksaan tersebut dapat memangkas isolasi bakteri yang akan memakan waktu sampai 8 minggu.
Cara pengambilan spesimen harus di perhatikan, contohnya dalam pengambilan sampel darah bukan hanya harus dilakukan secara aseptik untuk menghindari kontaminasi, namun juga harus diperhatikan waktu pengambilannya, karena infeksi bakteri memiliki siklus tertentu. Hati-hati dengan hasil false positive dan false negative. False positif maksudnya dalam sampel seharusnya tidak ditemukan bakteri namun dalam pelaporan / pengerjaan ditemukan bakteri. Hal ini bisa terjadi bila dalam pengerjaan terjadi kontaminasi. False negatif maksudnya dalam sampel seharusnya terdapat bakteri namun dalam pengerjaan / pelaporan tidak ditemukan bakteri. Hal ini bisa terjadi karena kurangnya ketelitian dalam penggunaan ose

  1. Bagaimana cara klasifikasi bakteri atas dasar taksonomi numerisnya?
Taksonomi numeris membutuhkan informasi mengenai ciri-ciri yang tidak berkaitan. Setiap ciri diberi bobot yang sama dalam membentuk taksa. Kesamaan menyeluruh didasarkan pada proporsi ciri-ciri yang dimiliki bersama. Taksonomi numeris memiliki dua keuntungan. Pertama, tingkat objektivitas lebih tinggi. Kedua, hasil penemuannya dapat diulang-ulang sehingga taksonomiwan lain dapat memperoleh hasil yang sama bila mengikuti prosedur dan data yang sama.
Taksonomi numeris mendeskripsikan persamaan, kemiripan, dan perbedaan karakteristik bakteri. Jaccard similarity coefficient (SJ) menyatakan sifat-sifat yang positif saja, sementara Simple matching coefficient (SSM) menyatakan sifat-sifat yang positif dan negatif. Kedua koefisien tersebut menggambarkan persentase sifat-sifat yang sama antarorganisme.



  1. Bagaimana cara klasifikasi bakteri atas dasar taksonomi genetik dengan teknik hibridisasi?
DNA bakteri dari dua sumber (A dan B) diisolasi secara genetic
c Kedua rantai DNA dipisahkan dengan cara peleburan
c Setengah dari rantai DNA sumber A digabung dengan DNA sumber B
c Dilihat tingkat kemiripannya dengan DNA rantai induk (sumber A), semakin mirip dan banyak persamaannya, semakin dekat hubungan kekerabatan kedua bakteri tersebut:
ù  Jika gabungannya persis sama dengan rantai induk, maka kedua bakteri tersebut identik
ù  Jika gabungannya memiliki sedikit persamaan, kedua bakteri dikatakan berkerabat
ù  Jika gabungannya tidak memiliki persamaan, kedua bakteri memiliki kekerabatan yang berbeda jauh

  1. Bagaimana cara klasifikasi bakteri atas dasar taksonomi genetik dengan teknik sekuensing DNAnya?
Metode klasifikasi yang paling cermat adalah keterkaitan sifat genetika antar organisme. Metode ini paling obyektif dan didasarkan pada DNA. Pada tahun 1960, cabang ilmu yang disebut biologi molekuler menggunakan teknik untuk melihat kesamaan DNA antar organisme. Pada mulanya kesamaan yang dibadingkan hanyalah % mol G + C saja. Organisme yang berkaitan erat memiliki % G +C yang sama, sebaliknya organisme yang jauh berbeda memiliki nilai % G + C yang berbeda pula.
Namun demikian, organisme yang tidak berkaitan mungkin saja memiliki % G+C yang sama. Oleh karena itu dicari metode perbandingan yang lebih cermat dengan cara membandingkan urutan dari nukleotida. Urutan nukleotida inilah yang merupakan ciri dasar suatu organisme. Metode yang sering digunakan untuk melihat keterkaitan genetik adalah :
h Homologi DNA
DNA dipanaskan sehingga terurai menjari untaian tunggal. Untaian tunggal ini kemudian dicampur dengan organisme lainnya dan didinginkan kembali. Bila dua organisme ini berkaitan erat maka akan terbentuk Heterodupleks. Ini berarti untaian dari satu organisme akan berpasangan dengan untaian dari organisme lainnya. Bila tidak ada keterkaitan tidak akan terlihat heterodupleks. Metode ini paling berguna dalam tingkat klasifikasi species.

h Homologi RNA ribosom dan ribosomal RNA oligonukleotida
Dua organisme dapat saja tidak erat kaitannya, tetapi masih memperlihatkan homologi DNA. rRNA yang disandi oleh sebagian DNA yang disebut sebagai RNA sistron. Pada bakteri ternyata rRNA cistron ini “highlyy conserved” lestari. Ini berarti bahwa selama evolusi cistron ini memperlihatkan perubahan yang lebih sedikit di badingkan dengan bagian DNA yang lain

  1. Apa Beda Prinsip antara Cara Pengelompokan Bakteri Menurut Bergeys Manual dan Menurut cara pengelompokan yang baru? Bagaimana hasil pengelompokan masing-masing cara di atas
Bergeys Manual
Cara Baru
Bedasarkan uji fenotip (sifat yang nampak dari luar yang dapat teramati)
Berdasarkan uji genotip (pengujian terhadap DNA bakteri)
Menggunakan media-media penumbuh bakteri, seperti agar miring, kaldu nutrisi,dll, serta menggunakan mikroskop untuk mengamati morfologi bakteri
Menggunakan cara-cara tertentu untuk uji DNA, misalnya dengan cara plasmid finger printing, teknik hibridisasi, teknik Squencing
Didasarkan kemampuan tumbuh pada media tertentu ataupun morfologinya, seperti bentuk koloni, bentuk tepian, permukaan, ukuran, pergerakan, dsb
Didasarkan pada persamaan-perbedaan susunan DNA dalam kromosomnya
Pengamatan membutuhkan waktu lebih lama karena dilakukan manual
Pengamatan membutuhkan waktu lebih singkat karena menggunakan alat tertentu

  1. Bedakan Keempat Kelompok Bakteri menurut Bergeys atas dasar Komponen dinding selnya?

Gram positif
Gram negatif
Mikoplasma dan beberapa archaea
Sebagian besar archaea
Dinding sel
Murein tebal
Murein tipis
Tidak ada
Komposisi bervariasi
Membran luar
Tidak ada
ada
Tidak ada
Tidak ada

12.  Bedakan Keempat Kelompok Bakteri menurut Bergeys atas dasar cara reproduksinya?


13.  Bedakan Keempat Kelompok Bakteri menurut Bergeys atas dasar bentuk selnya?
a.      Kokus
Sel bakteri yang berbentuk seperti bola atau elips dinamakan kokus. Kokus muncul dalam beberapa penataan yang khas bergantung pada spesiesya dan mempunyai beberapa variasi sebagai berikut:
§      Mikrococcus, jika kecil dan tunggal (single)
§      Diplococcus, jka bergandengan dua-dua
§      Pneumococcus, diplococcuss yang berbentuk lanset, gonococcus adalah diplokokus yang berbentuk biji kopi.
§      Tetracoccus, jika bergandengan empat dan membentuk bujur sangkar
§      Sarcina, jika bergerombol delapan sel yang tersusun rapi dalam bentuk kubus
§      Staphylococcus, jika bergerombol tak teratur seperti untaian buah anggur
§      Streptococcus, jika bergandengan membentuk rantai
b.       Basilus
Sel bakteri berbentuk silindris atau seperti batang dengan panjang bervariasi dari 2-10 kali diameter kuman tersebut dinamakan basilus. Ujung beberapa basilus tampak persegi, yang lain bundar, dan yang lain lagi meruncing atau lancip seperti ujung cerutu. Kadang-kadang basilus tetap saling melekat satu dengan yang lainnya, ujung dengan ujung, sehingga memberikan penampilan rantai.
Bakteri ini mempunyai variasi sebagai berikut:
§      Cocobacillus, batang yang sangat pendek menyerupai kokus
§      Fusiformis, dengan kedua ujung batang meruncing
§      Streptobacillus, sel-sel bergandengan membentuk suatu filamen
c.       Spiral
Bakteri berbentuk spiral, atau spirilum, terutama dijumpai sebagai individu-individu sel yang tidak saling melekat. Spiril adalah bakteri yang berbentuk lengkung dan mempunyai variasi sebagai berikut:
§      Spirilum, berbentuk spiral kasar dan kaku, tidak fleksibel dan dapat bergerak dengan flagel
§      Spirochaeta, berbentuk spiral halus, elastik, dan fleksibel, dapat bergerak dengan aksial filament.
d.      Vibrio, berbentuk batang bengkok atau seperti koma.